Minggu, 12 Februari 2012

BUDIDAYA BUAH NAGA


          Belakangan ini Buah naga menjadi salah satu budidaya tanaman buah-buahan yang dilirik oleh petani diwilayah Tanjung Jabung Timur  termasuk juga petani dari kecamatan Mendahara Ulu, sektor budidaya tanaman buah naga ini juga mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, melalui Dinas Pertanian, dimana untuk tahun 2012 ini memberikan bantuan untuk bibit buah naga tersebut......
        Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).

 Varietas
 Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
Kandungan Gizi dalam Buah Naga
Kaya Serat
Kandungan serat pada buah naga sangat baik, mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram. Serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam saluran pencernaan serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi serat, semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.
Selain untuk mencegah kolesterol, kandungan serat pada buah naga juga sangat berguna dalam sistem pencernaan. Serat pangan (dietary fiber) mampu memperpendek transit time, yaitu waktu yang dibutuhkan makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses.
Sementara itu, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik. Berkat transit time yang pendek, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga semakin pendek, sehingga kesempatan membahayakan tubuh semakin kecil (Goldberg, 1994).
Serat pangan sangat baik untuk mencegah penyakit diabetes melitus, jantung, stroke, kanker, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Sayangnya, konsumsi serat di Indonesia saat ini masih sangat rendah, yaitu sekitar 10 gram per orang per hari. Padahal, konsumsi serat pangan yang dianjurkan adalah 20-30 gram per orang per hari.
Buah naga terkenal sebagai salah satu sumber betakaroten. Betakaroten merupakan provitamin A yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang sangat berguna dalam proses penglihatan, reproduksi, dan proses metabolisme lainnya.
Diperkirakan setiap 6 mikrogram betakaroten mempunyai aktivitas biologis setara dengan 1 mikrogram retinol. Kelompok FAO-WHO telah menghitung bahwa hanya separuh dari betakaroten yang terserap yang akan diubah menjadi vitamin A. Kira-kira hanya 1/6 dari kandungan karoten dalam bahan makanan yang akhirnya akan dimanfaatkan oleh tubuh.
Betakaroten juga merupakan jenis antioksidan yang dapat berperan penting dalam mengurangi konsentrasi radikal peroksil. Kemampuan betakaroten bekerja sebagai antioksidan berasal dari kesanggupannya untuk menstabilkan radikal berinti karbon. Karena betakaroten efektif pada konsentrasi rendah oksigen, dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen.
Betakaroten juga dikenal sebagai unsur pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan paru. Betakaroten dapat menjangkau lebih banyak bagian-bagian tubuh dalam waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal terhadap munculnya kanker.

 BUDIDAYA BUAH NAGA
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
Persiapan pembibitan dengan Stek tanaman naga dari cabang / batang yang sudah berbuah dengan panjang 30 cm, dipilih batang yang sehat dan tidak terkena penyakit. Perbanyakan tidak hanya dari vegetatif tapi juga dari perbanyakan generatif (biji). Semaikan dalam media polybag yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 3 : 2 : 1 (3 tanah, 2 pupuk kandang, dan 1 pasir). Sebelum disemaikan stek naga dipotong kerucut agar mudah ditanam. Masukkan bibit ke dalam media sekitar 4 cm. Satu polybag hanya ditanami satu bibit dan usahakan media cukup lembab. Bibit siap ditanam pada umur 3 bulan.

2. PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan bertujuan untuk memberikan konbdisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan tanaman dan pembentukan hasil .Tanah terlebih dahulu diolah dan lapisan tanah dibolak – balik dengan menggunakan cangkul atau hand tractor dengan tujuan agar tanah menjadi gembur. Selanjutnya membuat bedengan dengan ukuran 1,5 m arah memanjang dan antar bedengan dibuat parit untuk saluran air.

3. PERSIAPAN PENANAMAN
Buat jarak tanam 2,5 m x 2m tergantung kesuburan tanah, jika tanah subur maka jarak tanam diperlebar 2,5 m x 2,5 m. Tanah yang subur dicirikan dengan warna tanah kehitaman, mengandung sedikit pasir dan remah jika dipegang dan tanah tidak menggumpal. Buat lubanag tanaman dengan kedalam 60 cm dengan lebar lubang tanaman 60 cm x 60 cm.Buat tiang beton dengan 10 cm x 10 cm, ketinggian 2,5 m bagian atas tiang deberi ban bekas sepeda motor dengan diameter 40 cm dan diberi besidengan arah silang dengan ukuran besi 30 cm.

4. PENANAMAN
Pada lubang tanaman yang sudah siap diletakkan beton dengan kedalaman 50 cm dibawah permukaan tanah, sedang diatas permukaan tanah 2 m timbun dengan tanah, kemudian diberi pupuk yang sudah matang (kompos) 5 kg. Bibit yang sudah siap kemudian ditanam, pada tiap-tiap penyangga ditanami 4 bibit naga yang letaknya simetris antara satu dengan yang lain. Pada tiap-tiap beton berisi 4 tanaman naga. Kemudian tiap 1-2 bulan diberi pupuk yang sudah matang (kompos)dengan dosis 2- 5 kg / tanaman.

5. PEMELIHARAAN
a. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah. Mengenal sifat pupuk sangat penting, hubungannya dengan kebutuhan pupuk bagi tanaman buah naga. Unsur nitrogen (N) dibutuhkan dalam jumlah yang elbih besar pada awal masa pertumbuhan tanaman yakni sejak tanaman m,asih muda hingga menjelang berbunga. Ketika tanaman buah naga mendekati masa berbunga tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungamn fosfor (P) dan kalium yang tinggi. Pupuk kandang yang sudah matang diberikan dengan dosis 2-5 kg pertanaman, dosis pemupukan ditingkatkan sesuai dengan pertumbuhan tanaman dan diberikan 1-2 bulan selama 3 kali periode. Selanjutnya setelah tiga periode (6 bulan), kemudian pupuk dengan NPK berimbang (15 : 15: 15) sebanyak 2 sendok teh pertanaman. Disamping itu bisa ditambahkan dengan pupuk mikro misal : metalik dengan konsentrasi 4 cc perliter air, dan masing- masing tanaman 3 liter. Pada umur 6 bulan beri pupuk hortigo kuning dan hortigo power masing-masing 0,5 sendok teh pertanaman.. Pemupukan harus dilakukan secara berkala sehingga dapat dipenuhi respon yang cepat dari pertumbuhan buah naga.Untuk pemupukan bulan ketujuh hingga kedua belas adalah NPK 50 gr dan Za 20 gr per bulan per tiang (tempat tanaman). Untuk tahun berikutnya tanaman diberikan pupuk NPK 75 gr dan Za 30 gr per bulan per tiang.
b. Pemangkasan
Lakukan pemangkasan baik untuk pembentukan cabang baru maupun cabang produktif . Pada umur 8–12 bulan tanaman akan berbunga. Setelah petik buah batang dipotong untuk merangsang tunas-tunas baru. Biasanya tunas baru itu tumbuh besar dan menghadap ke langit, biarkan tinggi turus ± 1,5 meter kemudian potong pucuk 3 meter. Upayakan tunas baru jangan sampai lebih dari 5 tunas karena dapat mengganggu pertumbuhan buah naga..
c. Pengairan
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)


6. PANEN
Buah naga berbunga pada umur 12 bulan 18 bulan dari kuncup bunga menjadi buah siap petik membutuhkan waktu 50- 55 hari. Buah yang sudah siap dipetik dengan cirri warna buah merah keseluruhani atau sisik buah (tumbai) berubah warna dari hijau menjadi kemerahan dan pada pangkal buah ditandai daun buah naga mengkerut, kemudian buah siap dipetik. Cara pemetikan dengan menggunakan gunting stek dengan membentuk huruf “V“. Musim panen terbesar buah naga pada bulan September hingga maret.
Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar